Selasa, 15 Maret 2011

MENGUKUR KEMAMPUAN THUNDER 125


Mengukur kemampuan suatu mesin atau kendaraan bukanlah hal yang mudah.Diperlukan Banyak biaya serta peralatan pendukung agar mendapatkan hasil yang maksimal .Karena hal tersebut itulah maka tidak heran bila banyak para tuner maupun mekanik yang kesulitan dalam melakukan tuning maupun sekedar untuk mengukur nilai power dari kendaraan yang kerjakan.Sebut saja Mesin Dynometer atau Dynamometer,Dijakarta saja yang nota benenya ibukota Negara sekaligus kota metropolitan hanya beberapa gelintir  saja yang memiliki peralatan ini,itupun hanya perusahaan – perusahaan atau bengkel – bengkel yang memiliki financial yang mumpuni.Disamping itu meski telah memiliki peralatan tersebut namun dari beberapa sumber yang didapat ada juga yang menyangsikan akurasi dari beberapa peralatan tersebut.Hal ini Biasanya dikaitkan  Dengan Merk serta maintenance dari peralatan tersebut.jadi intinya untuk mengukur suatu kendaraan atau mesin dengan maksimal kita tentu saja harus membayar mahal .



Nah dikarenakan cukup mahalnya peralatan tersebut serta masih banyaknya kesangsian dari mesin ini maka sayapun berinisiatif untuk mencoba thunder 125 dengan menggunakan test zaman batu atau test bengkel pinggir jalan yang meskipun terdengar kuno namun cukup effektif untuk mengetahui kemampuan suatu kendaraan .Caranya adalah dengan mengujinya langsung dijalan maupun ditanjakan tanjakan.Untuk rutenya sendiri saya memilih rute Samarinda Balikpapan ( Kalimantan timur ) serta Samarinda – Sanggata yang masih dikalimantan timur pula.Memang secara jujur saya katakan bahwa akurasi dengan test seperti ini sangatlah tidak tidak tepat,hal ini dikarenakan beberapa factor yang terkadang tidak terpenuhi maupun tidak diketahui seperti misalnya dari pola penggunaan kendaraan itu sendiri,terpaan angin,usia pakai kendaraan  maupun penggunaan bahan bakar dan  yang tak kalah pentingnya juga adalah Medan dengan segala situasinya serta cuaca.Namun dikarenakan fungsi utama dari kendaraan ini bukanlah ditujukan untuk kebut kebutan atau adu balap Tapi untuk transportasi guna penunjang kebutuhan sehari – hari atau untuk kongkow dengan teman teman sembari touring,maka pengujian secara langsung ini saya anggap lumayan memenuhi harapan saya karena langsung bertempur dimedan nyata  Seperti yang banyak dilakukan para pemain dunia balap baik moto gp,F1,SuperBike dan lainnya yang biasanya mengadakan uji coba pada trek yang akan dilakukan event.

Pengujian sesi pertama.( Rute Samarinda – Balikpapan / cuaca cerah & kadang terik )

Pada sesi pertama pengujian , saya memacu thunder sendirian ( tidak berboncengan )    dengan motor keluaran maret 2010 dengan spido meter yang telah menunjukan angka 15.865 km langsung dengan beban :
1. Bobot tubuh  : 65 kg.
2. Isi tangki Bahan bakar Sekitar 10 liter premium
3. Winshield sedang pada bagian depan ( winshield yang saya gunakan berpermukaan rata hingga terpaan angin sedikit saja akan dapat menahan laju kendaraan).
4. Dua box kiri kanan ( berisi peralatan bengkel dsb )
5. Satu box ukuran super jumbo pada bagian belakang ( berisi helm,baju dsb )
6. Jarak tempuh +/- 125 km dengan separuh jalan mendaki dan berkelok,sedang separuhnya lagi jalan lurus dengan sedikit pendakian.
Hasilnya :
Dengan menggunakan mesin spek standar tanpa perubahan apapun baik pada bagian mesin maupun pada bagian lain maka pada setiap tanjakan tanjakan yang dilalui mesin terasa begitu tak bertenaga sehingga harus selalu berpindah gigi ke gigi 2 – 3 .disamping itu pula dalam setiap pelintiran gas yang dilakukan dengan cepat sering terjadi motor langsung low power atau terjadi kekosongan gas yang mengakibatkan tenaga langsung drop hingga harus dengan cepat berpindah kegigi yang lebih rendah.Kemudian pada jarak tempuh yang telah lebih dari 60 km tenaga motor lama kelamaan makin berkurang seperti motor kepanasan atau kekurangan bahan bakar.
Untuk top speed sendiri  mampu menggapai angka 110 km/jam ( dengan akurasi speedometer yang disesuaikan dengan spidometer digital milik bajaj Pulsar 200 ) namun dengan waktu yang cukup lama dan memerlukan trek yang cukup panjang.
Namun dengan perubahan yang dilakukan pada filter udara ( baca pada artikel rahasia thunder 125 ) yang saya lakukan 2 minggu setelah pengujian sesi pertama ini terlihat perbedaan yang sangat signifikan dimana dengan bobot yang jauh lebih berat karena bergoncengan ( pembonceng berbobot sekitar 50 kg ),dimana yang mulanya harus selalu berpindah-pindah kegigi 2 pada tanjakan –tanjakan kini tidak perlu lagi kecuali pada tanjakan yang benar benar cukup vertical.Untuk top speed sendiri mampu menembus angka 110 km/jam dengan berboncengan dan mampu menggapai top speed 120 - 125 km / jam dengan cepat bila sendirian dengan catatan main jet diganti dengan ukuran 110 milik scorpio .

Pengujian pada sesi kedua ( rute Balikpapan – Samarinda / cuaca terik & juga kadang berawan )

Dalam sesi ini tidak tampak perbedaan yang mencolok karena beban maupun trek masih hampir sama dengan sesi pertama, hanya saja kini terbalik,yang awalnya harus melewati jalan berkelok dan mendaki dulu,kini harus melewati jalan- jalan lurus dengan sedikit pendakian baru jalan mendaki dan berkelok.
Hasilnya :
Pada start pertama hingga 60 km hasilnya tidak terlalu berbeda banyak dengan hasil uji disesi pertama hanya saja dalam beberapa Adu kecepatan dengan merk lain dilintasan lurus dan lurus menanjak didapat hasil sebagai berikut :
( perlu diketahui bahwa dalam adu cepat ini saya bertindak mirip polisi yang tengah jalan patroli kemudian mengejar penjahat yang sedang melintas kabur yakni berusaha untuk sesegera mungkin menyusulnya )
-          Supra fit : jarak awal pengejaran +/- 50 m / speed dimulai dari 60 km/jam - Terkejar dengan mudah.
-          Honda revo : Jarak awal pengejaran +/- 20 m – Speed dimulai dari 80 km/jam - Terkejar dengan mudah.
-          Yamaha mio : jarak awal pengejaran + /- 15 m – Speed dimulai dari 80 km / jam – terkejar dengan mudah.
-          Jupiter MX : jarak awal pengejaran +/- 15 m – Speed dimulai dari 80 km/jam – terkejar namun cukup memakan waktu yang lama.

 Pengujian pada sesi tiga ( Rute Samarinda – Sangatta / cuaca terik ,gerimis dan berawan )

Pada pengujian ketiga ini benar – benar terasa berat karena saya harus berboncengan dengan seorang teman dalam rangka tugas dan dengan beban yang cukup banyak pula antara lain.
-         - Bobot saya +/- 65 kg
-        -  Bobot teman saya +/- 62 kg
-        -  Bahan bakar Pertamax
-        -  Laptop
-        -  2 buah ransel berisi pakaian.
-        -  Peralatan perbengkelan
-        -  Handycam + camera photo
-       -   Dll

Start dengan cuaca cukup terik serta dengan medan yang penuh kelokan dan tanjakan benar benar membuat motor harus bekerja ekstra keras untuk tetap berada dalam kecepatan standar yang saya inginkan yaitu 80 km/jam,dan hasilnya dengan masih menggunakan spek yang benar-benar standar tanpa perubahan apapun dan dengan menggunakan bahan bakar pertamax, kita harus selalu berpindah pindah perseneling antara 2 – 3 – 4.Amat langka kita menggunakan gigi 5.Hal ini sangat wajar karena memang disamping tanjakan yang dilalui juga cukup tinggi tinggi juga karena banyaknya jalan dengan tikungan – tikungan patah . Dalam pendakian sendiri memang terasa tenaga motor terasa kedodoran apalagi dengan beban sebanyak itu,namun ketika berada dijalan lurus dengan cuaca mendung,motor masih dapat digeber hingga kecepatan 105 km/jam .
Pada uji ketiga ini saya tidak melakukan uji kecepatan seperti yang pernah saya lakukan dirute samarinda Balikpapan,karena memang kondisi juga tidak memungkinkan.

Pengujian pada sesi Keempat ( Rute Samarinda – Sangatta / cuaca terik , berawan dan hujan )

Sesi keempat kali ini adalah merupakan sesi final dari uji coba saya pada kendaraan ini dan sangat kebetulan bobot beban yang ditanggung motor ini hampir sama dengan pengujian pada sesi ketiga .Yang berbeda hanya pada bobot sipembonceng dan penggunaan bahan bakar.
-          Bobot saya : +/- 65 kg
-          Bobot teman : +/- 50 kg.
-          Bahan bakar : Premium +/- 13 liter
-          Tas ransel + pakaian untuk satu hari.
-          Peralatan bengkel
-          2 set Jas hujan + camera dan aksesoris tambahan.
Perlu diketahui bahwa pada pengujian kali ini saya menggunakan settingan rubah filter udara seperti yang ada diblog Republik thunder dengan main jet 110,setelan angin tetap 3 x 360  dan jarum skep saya pindahkan pada posisi paling bawah .
Hasilnya :
-          Sangat memuaskan dengan power dan speed sesuai yang saya inginkan.Dan pada suatu kesempatan saya mencoba bertarung dengan thunder 125 yang lain yang kebetulan pada waktu itu tidak berboncengan,dan sangat mengejutkan meski saya penuh dengan beban dan bergoncengan namun saya masih dapat mengungguli motor tsb  dikecepatan 110 km/jam dengan gigi 4.

Kesimpulan.
Dengan melihat apa yang ada diatas meski hanya dengan  125 cc dan dengan beban yang cukup besar, namun bila dilihat secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa thunder 125 mampu menunjukkan bahwa “dia”  memiliki speed maupun power yang cukup mumpuni dan sesuai dengan harga serta dibarengi dengan kualitas dunia yang dapat diandalkan sehari hari baik untuk dalam kota maupun luar kota .
Sebagai penutup saya suguhkan kepada brother semua beberapa rangkaian perjalanan saya sembari menguji coba thunder dengan kendaraan yang lain layaknya pemburu yang memburu mangsanya,dengan menggunakan setingan mesin maupun karburator dan filter udara yang saya pakai dalam sesi uji keempat.
Semoga bermanfaat.

Berikut hasilnya.
-          Yamaha Mio soul : Jarak awal pengejaran +/- 20 - 40 m – speed dimulai dari 70 – 75 km/jam – terkejar dengan mudah .
-          Yamaha mio : Jarak awal pengejaran +/- 50 - 60 m – speed dimulai dari 70 – 75 km/jam – terkejar dan tertinggal sangat jauh .
-          Shogun 125: awal pengejaran +/- 10 m – speed dimulai 80 – 82 km / jam – terkejar dengan cepat.
-          Jupiter Z : : jarak awal pengejaran +/- 10 m – speed dimulai dari 90 km/jam – tertinggal jauh.
-          Jupiter MX : jarak awal pengejaran +/- 100 m – speed dimulai 70 – 75 km / jam – terkejar dengan mudah digigi 4 pada speed 105 km / jam.
-          GL Max ( mungkin juga GL 100 / cb ,body udah beda ) : Jarak awal pengejaran +/- 45 – 50 m,Speed dimulai dari 80 – 85 km/jam – terkejar dengan cepat.
-          Yamaha vixion : jarak awal +/- 20 m,speed dimulai dari 85 km / jam – terkejar .
-          Yamaha Vixion  berboncengan : : jarak awal +/- 60 m,speed dimulai dari 85 km / jam – terkejar dan tertinggal .
-          Thunder 125 ( saya rasa motor tsb masih belum diutak utik ) : Jarak awal pengejaran +/- 60 m,Speed dimulai 70 km / jam – Terkejar dengan mudah.
-          Tiger new revolution : jarak awal pengejaran +/- 5 m – speed dimulai 100 km/jam – hasilnya imbang.
-          Pulsar 200 keluaran 2009 akhir : dimulai secara bersama-sama – hasilnya imbang.
-          Satria 150 : jarak awal pengejaran +/- 10 m – speed dimulai dari 90 km/jam – hasilnya imbang.


Untuk melihat lebih jelas akan kemampuan Thunder 125 dalam dilihat dalam video link berikut ini :